Ada Sekitar 40 Negara yang Berjanji Beralih Dari Pembangkit Listrik Tenaga Batubara
Jakarta - Lebih dari 40 negara berjanji untuk beralih dari batubara. Komitmen ini dibuat dalam KTT iklim PBB atau COP26, seperti disampaikan pemerintah Inggris.
Negara-negara pengguna batubara utama termasuk Polandia, Vietnam, dan Chine di antara negara yang ikut berkomitmen. Tetapi beberapa negara pengguna batubara terbesar dunia seperti Australia, India, China, dan AS tidak menandatangani perjanjian tersebut.
Batubara merupakan penyumbang terbesar perubahan iklim.
Dikutip dari BBC, Kamis (4/11), negara-negara yang menandatangani perjanjian ini bersepakat menghentikan semua investasi pembangkit listrik tenaga batubara baru baik di dalam maupun luar negeri.
Negara-negara pengguna batubara utama termasuk Polandia, Vietnam, dan Chine di antara negara yang ikut berkomitmen. Tetapi beberapa negara pengguna batubara terbesar dunia seperti Australia, India, China, dan AS tidak menandatangani perjanjian tersebut.
Batubara merupakan penyumbang terbesar perubahan iklim.
Dikutip dari BBC, Kamis (4/11), negara-negara yang menandatangani perjanjian ini bersepakat menghentikan semua investasi pembangkit listrik tenaga batubara baru baik di dalam maupun luar negeri.
Negara-negara ini juga berjanji untuk menghapus penggunaan pembangkit listrik tenaga batubara pada 2030 untuk negara-negara perekonomian besar dan pada 2040 untuk negara-negara miskin.
Puluhan organisasi juga menandatangani perjanjian tersebut, di mana beberapa bank besar sepakat menghentikan pendanaan untuk industri batubara.
"Akhir dari batubara ada di depan mata," kata Menteri Usaha dan Energi Inggris, Kwasi Kwarteng.
"Dunia sedang bergerak ke arah yang benar, bersiap untuk menutup nasib batubara dan mengedepankan manfaat lingkungan dan ekonomi dalam membangun masa depan yang diperkuat oleh energi bersih."
Walaupun ada kemajuan dalam pengurangan penggunaan batubara secara worldwide, batubara masih memproduksi sekitar 37 persen listrik di dunia pada 2019.
Negara-negara seperti Afrika Selatan, Polandia, dan India akan memerlukan investasi besar untuk membuat sektor energi mereka lebih bersih.
"Secara keseluruhan pernyataan ini masih jauh dari ambisi yang dibutuhkan untuk bahan bakar fosil dalam dekade kritis ini," jelas ketua delegasi Greenpeace di COP26, Juan Pablo Osornio.
Puluhan organisasi juga menandatangani perjanjian tersebut, di mana beberapa bank besar sepakat menghentikan pendanaan untuk industri batubara.
"Akhir dari batubara ada di depan mata," kata Menteri Usaha dan Energi Inggris, Kwasi Kwarteng.
"Dunia sedang bergerak ke arah yang benar, bersiap untuk menutup nasib batubara dan mengedepankan manfaat lingkungan dan ekonomi dalam membangun masa depan yang diperkuat oleh energi bersih."
Walaupun ada kemajuan dalam pengurangan penggunaan batubara secara worldwide, batubara masih memproduksi sekitar 37 persen listrik di dunia pada 2019.
Negara-negara seperti Afrika Selatan, Polandia, dan India akan memerlukan investasi besar untuk membuat sektor energi mereka lebih bersih.
"Secara keseluruhan pernyataan ini masih jauh dari ambisi yang dibutuhkan untuk bahan bakar fosil dalam dekade kritis ini," jelas ketua delegasi Greenpeace di COP26, Juan Pablo Osornio.
Komentar
Posting Komentar